WOODBALL, OLAHRAGA BARU YANG POTENSIAL DIKEMBANGKAN

Cabang olahraga woodball masih terdengar asing di telinga. Olahraga yang berasal dari Taiwan ini merupakan cabang olahraga baru yang masuk di Indonesia pada tahun 2006 oleh Tandiono Jacky. “Olahraga ini cocok dimainkan untuk semua kelompok usia mulai dari anak-anak sampai orang lanjut usia dan dilakukan dengan santai. Olahraga ini merupakan modifikasi dari golf yang dapat dilakukan di tanah lapang. Olahraga ini menggunakan mallet (tongkat), bola, gate (gawang kecil) dan fairway (lintasan),” jelas Dosen FIK, Erwin Setyo Kriswanto, M.Kes. pada Sosialisasi dan Pelatihan Wasit Woodball pada Sabtu—Minggu  (10—11/10/2015) di UNY Kampus Wates. Acara ini diikuti oleh sekitar 90 peserta yang terdiri dari mahasiswa FIK UNY dan guru olahraga di Kulon Progo.

“Banyak potensi yang bisa dikembangkan dari permainan woodball ini. Karena masih tergolong baru prospek untuk menjadi pemain dan wasit profesional masih terbuka lebar.Woodball masuk DIY pada tahun 2007 dan tahun ini diikutkan dalam eksibisi pada Porda di Kulon Progo. Eksibisi ini akan dilaksanakan pada Sabtu—Senin ( 17—19/10/2015). Dan Woodball juga akan mulai dipertandingkan di PON (Pekan olahraga Nasional) tahun depan di Bandung, Jawa Barat,” lanjut Erwin.

Pada pemateri selanjutnya oleh Wasit Nasional, Pardiyono menyampaikan bahwa woodball merupakan olahraga yang membutuhkan manajemen diri karena dibutuhkan ketenangan diri selain juga skill dan konsentrasi yang baik. “Woodball pada prinsipnya adalah memasukkan bola ke dalam gate dengan cara memukul bola dengan mallet (tongkat) dengan jumlah pukulan yang paling sedikit sampai bola masuk gate. Dan menghindari bola keluar dari batas lapangan (Out Bound/OB).

“Sebagai wasit woodball harus memiliki stamina yang bagus karena untuk 1 kali putaran permainan bisa memakan waktu kurang lebih 2 jam. Wasit secara keseluruhan harus mampu mengarahkan dan mengelola permainan hingga berjalan lancar. Wasit akan memberikan penilaian dan signal pelanggaran kepada pemain.

Pada sambutannya Ketua Pengelola UNY Kampus Wates, Bambang Saptono, M.Si. mengungkapkan bahwa sosialisasi dan pelatihan wasit ini merupakan bagian dari kontribusi dan komitmen UNY dalam mendukung perkembangan olahraga di Kulon Progo. “Sosialisasi ini merupakan wujud dari pengabdian kepada masyarakat dari dosen FIK UNY untuk berbagi ilmu tentang olahraga woodball. Dan pelatihan selama dua hari ini dapat memberikan pencerahan tentang woodball dan perwasitannya yang masih tergolong baru,” lanjut Bambang.

Pada hari ke dua, para peserta pelatihan langsung praktek  perwasitan woodball. Para peserta langsung praktek mensikapi kasus yang terjadi saat pertandingan. “Hal ini untuk melatih ketegasan  dan kepercayaan diri wasit agar pada saat pertandingan dapat bertindak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. “ ujar Erwin yang juga telah mendapatkan lisensi sebagai wasit nasional woodball.